Dewasa dan Anak
9:47 PM
Petaka untukmu.
Bahkan sekolah pun mulai diresahkan. Bukan perkara sistem lagi, tapi moral.
Oh tidak, siapa aku membicarakan moral?
Tidak ada yang berhak membicarakan moral selama tingkah kita sendiri masih diragukan normal.
Tidak ada lagi aman.
Tidak ada lagi tawa di taman.
Hanya meninggalkan ketakutan.
Itu teman atau lawan?
Aku miris dengan yang terjadi. Kenyataan bahwa yang kecil saja sudah di patahkan mentalnya. Terkutuklah yang menghancurkan jiwa yang masih belia. Di saat mereka seharusnya masih berbuat nakal, di saat seharusnya mereka masih perlu di bina, di saat mereka seharusnya masih banyak berbicara, di saat mereka seharusnya masih di antar menuju tidurnya. Terkutuklah para predator anak. Kenyataannya dunia ini keras. Bahkan orang-orang Barat yang selalu kita anggap bintang tak lebih pula sebagai musuh dalam selimut yang melihat peluang lemahnya keamanan dalam negeri kita. Mengambil untung dari manusia-manusia dengan nurani yang sudah berlubang karena mesiu kemiskinan yang berkarat, mengabaikan hidup orang lain dan sekitarnya demi lembaran uang monopoli, dan juga keputus asaan karena hasrat menggagahi tidak di dapatkan dengan selayaknya. Bagaimana mereka tahu apa yang orang dewasa lakukan pada mereka? Mereka pikir dewasa adalah guru bagi mereka. Orang tua bagi mereka. Hancur hati ketika membayangkan anak kecil meringkuk kesakitan, mencoba memahami perlakuan keji tersebut sebagai sebuah bagian dari kehidupan, mengangguk lugu tanpa tahu apa untungnya bagi mereka, bungkam saat mereka mendapat kebahagiaan kecil mereka melalui sodoran permen, coklat, buku bergambar, atau mainan. Dunia dalam otak mereka masih sangat terbatas. Tidak ada perlawanan, dan saat itulah dirasa menguntungkan.
0 komentar