Dulu aku ingin jadi penulis. Aku pernah mantap berkata pada ibuku. Mah, aku mau jadi penulis. Kemudian, itu hanya menjadi omong kosong bocah remaja berusia belasan yang histeris bila melihat personil Westlife di televisi. Bertumbuh dewasa, bukan hanya fisik yang semakin gempal, namun angan-anganku pun mengempis. Jika aku ingat kembali alasanku untuk menjadi penulis, rasa-rasanya itu adalah alasan paling tidak rasional. Aku menyadarinya...
Popular Posts
-
Dulu aku ingin jadi penulis. Aku pernah mantap berkata pada ibuku. Mah, aku mau jadi penulis. Kemudian, itu hanya menjadi omong kosong...
-
Derira Tarisa Harahap. S.IP. Girl, you always know how to make everything seems so easy. Never mind what people think about you. Cheeri... -
Pernah tahu proses kain batik celup? Kain putih polos tanpa motif, kemudian kain diikat dengan karet gelang atau tali rafia, selanjutnya di...
-
Sungguh aku percaya ini adalah kamuflase. Ini paksaan secara tidak langsung. Aku harus membuat kata hatiku tunduk untuk membuat tuli...
-
Because life is too short to somebody else decide what is the best for you. Fight For Freedom -
Sudah. Jangan berharap aku akan membahas tentang teori ekonomi pasar disini. Kamu salah tafsir judul. Tapi ya, ini hanya sebuah fen...
-
Bukannya tidak peduli, tapi memang aku tidak terlalu tahu banyak asal usul home industries ini. Yang aku tahu Nest of Ojanto dibuat oleh s... -
Perpindahan seperti ini, selalu memakan waktu. Bahkan tenaga. Kardus demi kardus terhampar memenuhi ruangan yang tak seberapa besarnya...
-
" behind every great man, there's a great woman. " cukup menarik. ketika kita menyimpulkan bahwa sebelum era wanita berjaya, ... -
Jogja dalam keadaan menyenangkan. Aku sedang berada di luar, menyusuri laman-laman di internet, melepas kepergian Ruri berangkat kuliah de...
